Quinque viae

Thomas Aquinas
Bagian dari serial tentang
Thomas Aquinas
Lukisan "Kemenangan St. Thomas Aquinas atas Averroes" karya Benozzo Gozzoli (1420–97)
Thomisme
  • Skolastisisme
  • Teologi apofatis
  • Kesederhanaan ilahi
  • Quinque viae
  • Visiun beatifis
  • Actus purus
  • Sakramen
  • Teori korespondensi
  • Hylemorfisme
  • Teori substansi (ousia)
  • Bentuk substansial
  • Quiditas (esensi / aksiden
  • alam)
  • Aksioma peripatetik
  • Prinsip akibat ganda
  • Kebajikan Pokok / Teologal / Intelektual
  • Hukum kodrat
  • Perang yang adil
  • Harga yang adil
  • Konkupisensi
Karya
  • Summa Theologica
  • Summa contra Gentiles
  • Contra Errores Graecorum
  • Komentar tentang Aristoteles
Tokoh
  • Aristoteles
  • St. Paulus
  • Pseudo-Dionisius
  • St. Agustinus
  • St. Boethius
  • Ibnu Sina
  • Petrus Lombardus
  • Ibnu Rusyd
  • Maimonides
  • St. Albertus Magnus
  • Reginaldo dari Piperno
Topik terkait
  •  Portal Filsafat
  • l
  • b
  • s

Quinque viae atau "Lima jalan (menuju Tuhan)" adalah rumusan yang terdapat dalam Summa Theologiae.[1] Ini merupakan pembuktian yang diungkapkan oleh Thomas Aquinas mengenai keberadaan Allah melalui pengamatan atas alam.[2] Kelima jalan itu adalah:[2]

  • Jalan pertama didasarkan pada fakta adanya gerak (motus), semua gerak dan perubahan bisa terjadi karena ada penggeraknya, penggerak yang menggerakkan ini juga digerakkan oleh penggerak yang pertama.[2] Penggerak yang pertama diyakini sebagai Allah.[2]
  • Jalan kedua didasarkan pada sebab-akibat (ex rationae causae efficiens) bahwa setiap akibat pasti memiliki sebab.[2] Allah kemudian diyakini sebagai penyebab pertama dari segala sesuatu yang menimbulkan akibat.[2]
  • Jalan yang ketiga didasarkan pada kemungkinan dan keniscayaan segala sesuatu di dunia (ex possibili et necessario).[2] Pada akhirnya segala hal yang ada di dunia ini akan hilang atau musnah, segala sesuatu yang akan hilang ini diawali dari "ada" yang pertama, itulah Allah.[2]
  • Jalan keempat didasarkan pada pembuktian berdasarkan derajat kualitas-kualitas segala sesuatu (ex gradibus qui in rebus inveniuntur), Allah adalah ukuran superlatif dan sempurna untuk membandingkan derajat kualitas semua hal yang ada di dunia.[2]
  • Jalan kelima didasarkan adanya benda-benda yang tidak berakal,sehingga pasti ada yang berakal dan Allah adalah sosok yang diyakini memiliki akal yang sejati.[2]

Referensi

  1. ^ K. Bertens. 1975. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Kanisius. Hlm 37.
  2. ^ a b c d e f g h i j Simon Petrus L. Tjahjadi. 2007. Tuhan Para Filsuf dan Ilmuwan:Dari Descartes-Whitehead. Yogyakarta: Kanisius. Hlm 12.