Kutu laut

Kutu laut
Lepeophtheirus salmonis jantan dan betina
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Arthropoda
Subfilum:
Crustacea
Kelas:
Maxillopoda
Subkelas:
Copepoda
Ordo:
Siphonostomatoida
Famili:
Caligidae

Burmeister, 1834 [1]
Genera [2]
  • Abasia C. B. Wilson, 1908
  • Alanlewisia Boxshall, 2008
  • Alebion Krøyer, 1863
  • Alicaligus Shiino, 1955
  • Anchicaligus Stebbing, 1900
  • Anuretes Heller, 1865
  • Arrama Dojiri & Cressey, 1991
  • Avitocaligus Boxshall & Justine, 2005
  • Belizia Cressey, 1990
  • Caligodes Heller, 1865
  • Caligus O. F. Müller, 1785
  • Calistes Dana, 1852
  • Caritus Cressey, 1967
  • Cresseyella Bezdek & Cressey, 2004
  • Dartevellia Brian, 1939
  • Diphyllogaster Brian, 1899
  • Echetus Kroyer, 1863
  • Euryphorus H. Milne-Edwards, 1840
  • Gloiopotes Steenstrup & Lütken, 1861
  • Hermilius Heller, 1865
  • Indocaligus Pillai, 1961
  • Kabataella Prabha & Pillai, 1983
  • Lepeophtheirus von Nordmann, 1832
  • Mappates Rangnekar, 1958
  • Markevichus Özdikmen, 2008
  • Paralebion C. B. Wilson, 1911
  • Parapetalus Steenstrup & Lütken, 1861
  • Parechetus Pillai, 1962
  • Pseudanuretes Yamaguti, 1936
  • Pseudechetus Prabha & Pillai, 1979
  • Pseudocaligus A. Scott, 1901
  • Pseudolepeophtheirus Markevich, 1940
  • Pupulina Beneden, 1892
  • Sciaenophilus Beneden, 1852
  • Synestius Steenstrup & Lütken, 1861
  • Tuxophorus C. B. Wilson, 1908
Lepeophtheirus salmonis betina hamil dengan inang salmon Atlantik (Salmo salar)

Kutu laut adalah sekelompok spesies hewan copepoda dari ordo Siphonostomatoida, yaitu famili Caligidae. Terdapat sekitar 559 spesies di 37 negara, termasuk 162 spesies Lepeophtheirus dan 268 spesies Caligus. Kutu laut merupakan ektoparasit yang memakan lendir, jaringan epidermis, dan darah dari ikan laut inangnya.

Salah satu spesiesnya yaitu Caligus rogercresseyi menjadi parasit utama di pembudidayaan salmon di Cile,[3]. Penelitian telah dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman lebih lanjut dari interaksi antara parasit ini dengan inangnya. Bukti-bukti terkini menunjukkan bahwa L. salmonis di Samudra Atlantik memiliki beberapa perbedaan genetik dibandingkan dengan L. salmonis dari Samudra Pasifik, menunjukkan bahwa L. salmonis Atlantik dan Pasifik kemungkinan secara independen berevolusi bersama salmon di Atlantik dan Pasifik.[4]

Keanekaragaman

Famili Caligidae diperkirakan beranggotakan 559 spesies pada 37 genera.[1] Genus yang terbesarnya ialah Caligus, dengan anggota sekitar 268 spesies,[5] dan Lepeophtheirus yang beranggotakan sekitar 162 spesies.[6]

Ikan liar

Kebanyakan spesies kutu laut dispesifikasi berdasarkan makhluk inangnya. Contohnya adalah L. salmonis yang menunjukkan kecenderungan tinggi untuk salmonid, termasuk spesies salmonid yang banyak dibudidayakan yaitu salmon Atlantik (Salmo salar). Lepeophtheirus salmonis dapat menjadi parasit dari beberapa spesies salmonid pada tingkat yang bervariasi, termasuk spesies trout coklat (trout laut: Salmo trutta), char Arktik (Salvelinus alpinus), dan seluruh spesies salmon Pasifik. Untuk Salmon Pasifik, coho, chum, dan salmon merah jambu (O. kisutch, O. keta, dan O. gorbuscha) memiliki jaringan yang kuat melindunginya dari L. salmonis sehingga dapat terjadi penolakan dari tubuh ikan pada minggu pertama infeksi.[7] L. salmonis Pasifik juga dapat berkembang pada daur hidup penuhnya walaupun tidak sempurna pada Gasterosteus aculeatus sebagai inangnya.[8] Hal ini belum diteliti untuk L. salmonis Atlantik.

Bagaimana tahapan hidup dari kutu laut menyebar dan menemukan inang baru masih belum sepenuhnya diketahui. Suhu, intensitas penyinaran Matahari, dan arus laut merupakan faktor utama yang mempengaruhi. Salinitas yang dibutuhkan kutu laut agar dapat bertahan hidup adalah di atas 25 ‰.[9][10][11][12] Terdapat sebuah hipotesis bahwa L. salmonis copepoda bermigrasi ke laut bagian dekat permukaan menuju cahaya dan ikan salmon yang bergerak ke arah laut dalam saat dini hari memfasilitasinya untuk mencari inang.[13] Beberapa penelitian dan pemodelan lapangan terhadap L. salmonis meneliti populasi copepodid dan berhasil diketahui bahwa tahapan hidup planktionnya dapat berpindah puluhan kilometer dari sumbernya.[11][14], termasuk bagaimana tingkah laku mereka ketika berpindah ke dekat pantai atau muara sungai.[15]

Sumber dari infeksi L. salmonis ketika ikan salmon kembali dari perairan tawar menuju laut masih belum diketahui. Kutu laut mati dan lepas dari inang salmonidnya ketika mereka kembali ke perairan tawar. Salmon Atlantik kembali dan pergi melawan aliran sungai pada musim gugur untuk berkembang biak dan tidak kembali ke perairan garam hingga musim semi berikutnya. Salmon Pasifik kembali ke laut di dekat daratan mulai bulan Juni dan selesai paling lambat bulan Desember, tergantung pada spesiesnya dan waktu perjalanannya; sementara salmon mudanya umumnya akan pergi mulai bulan April dan berkahir pada penghujung Agustus, tergantung spesies dan waktu perjalanannya.

Kemungkinan yang dapat terjadi adalah bahwa kutu laut bertahan di ikan yang tetap berada di lingkungan muara sungai atau mereka berpindah ke inang lain yang belum diketahu selama musim dingin. Bagaimanapun, salmon muda bahkan dewasa akan terinfeksi degngan larva kutu laut ketika mereka memsuki perairan muara pada musim semi. Tidak diketahui pula bagaimana kutu laut menyebar di antara ikan-ikan di alam liar. Tahap dewasa dari Lepeophtheirus spp. dapat menyebar dalam kondisi laboratorium namun frekuensinya rendah. Caligus spp. menyebar relatif lebih cepat dan pada beberapa spesies ikan yang berbeda, dan biasanya ditemukan dalam bentuk.[11]

Morfologi

Lepeophtheirus salmonis cenderung berukuran 2 kali lebih besar daripada Caligus spp. pada umumnya (seperti C. elongatus, C. clemensi). Tubuhnya terdiri dari 4 bagian: cefalotoraks, ruas penyangga kaki, abdomen, dan area kemaluan.[16] Cefalotoraksnya membentuk sebuah pelindung yang lebar yang merangkul seluruh bagian tubuhnya hingga sepertiga ruas penyangga kakinya. Cafalotoraksnya bertindak seperti sebuah mangkuk penyedot untuk bertahan di tubuh ikan. Seluruh spesies kutu laut memiliki bagian mulut yang berbentuk seperti sifon atau kerucut (ciri-ciri dari Siphonostomatoida). Antena sekunder dan anggota mulut termodifikasi untuk membantunya bertahan di tubuh ikan. Sepasang antena sekundernya juga digunakan oleh pejantan untuk merangkul betina ketika pembuahan.[17] Betina dewasanya selalu lebih besar daripada pejantannya dan menumbuhkan area kemaluan yang besar yang berpengaruh ke pada massa tubuh keseluruhannya di mayoritas spesies kutu laut. 2 rantaian telur yang terdiri atas 500 hingga 1000 telur (L. salmonis), yang akan menjadi semakin gelap seiring perkembangannya, kira-kira memiliki panjang yang sama dengan tubuh kutu laut betina. Seekor betinanya dapat memproduksi 6 hingga 11 pasang rantaian telur selama usia hidup 7 bulan.[11][13][18]

Makanan

Pada fase naupliar dan copepodid hingga kutu laut hinggap di inangnya, kutu laut tidak menerima makanan dari luar dan hidup dari simpanan nutrisi dari dalam. Setelah hinggap di inangnya, pada fase copepodid pencarian makanan dimulai dan kutu laut mulai berkembang ke fase chalimus. Fase copepodid dan chalimus mengembangkan sistem pencernaan dan mengonsumsi lendir dan jaringan inangnya yang ada dalam jangkauannya. Kutu laut muda dan dewasa, terutama betina yang hamil, pada beberapa kasus juga memakan darah. Darah sering kali terlihat pada saluran pencernaannya, terutama di betina dewasa. Lepeophtheirus salmonis dikenal mensekresikan tripsin ke lendir inangnya yang dapat membantunya untuk mencernanya.[7][19] Senyawa lain seperti prostaglandin E2 telah ditemukan dari sekresi L. salmonis dan kemungkinan membantunya untuk untuk memangsa dan/atau membantu kutu laut untuk melindunginya dari respon imunitas inangnya dengan mengaturnya di tempat ia memangsa.[7][20] Tidak diketahui apakah kutu laut merupakan perantara dari penyakit, namun kutu laut yang membawa bakteri dan virus kemungkinan mendapatkannya dari inangnya dan mengkonsumsi jaringan ikan yang terkontaminasi.[21]

Lihat pula

  • Budidaya salmon
  • Penyakit pada ikan

Rujukan

  1. ^ a b Shane T. Ahyong, James K. Lowry, Miguel Alonso, Roger N. Bamber, Geoffrey A. Boxshall, Peter Castro, Sarah Gerken, Gordan S. Karaman, Joseph W. Goy, Diana S. Jones, Kenneth Meland, D. Christopher Rogers & Jörundur Svavarsson (2011). Z.-Q. Zhang, ed. "Animal biodiversity: an outline of higher-level classification and survey of taxonomic richness" (PDF). Zootaxa. 3148: 165–191.  Parameter |chapter= akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  2. ^ T. Chad Walter & Geoff Boxshall (2011). T. C. Walter & G. Boxshall, ed. "Caligidae". World Copepoda database. World Register of Marine Species. Diakses tanggal Januari 12, 2012. 
  3. ^ S. Bravo (2003). "Sea lice in Chilean salmon farms". Bulletin of the European Association of Fish Pathologists. 23 (4): 197–200. 
  4. ^ R. Yazawa, M. Yasuike, J. Leong, K. R. von Schalburg, G. A. Cooper, M. Beetz-Sargent, A. Robb, W. S. Davidson, S. R. Jones & B. F. Koop (2008). "EST and mitochondrial DNA sequences support a distinct Pacific form of salmon louse, Lepeophtheirus salmonis". Marine Biotechnology. 10 (6): 741–749. doi:10.1007/s10126-008-9112-y. PMID 18574633. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  5. ^ Geoff Boxshall (2011). T. C. Walter & G. Boxshall, ed. "Caligus O.F. Müller, 1785". World Copepoda database. World Register of Marine Species. Diakses tanggal Januari 12, 2012. 
  6. ^ T. Chad Walter & Geoff Boxshall (2011). T. C. Walter & G. Boxshall, ed. "Lepeophtheirus von Nordmann, 1832". World Copepoda database. World Register of Marine Species. Diakses tanggal Januari 12, 2012. 
  7. ^ a b c G. N. Wagner, M. D. Fast & S. C. Johnson (2008). "Physiology and immunology of Lepeophtheirus salmonis infections of salmonids". Trends in Parasitology. 24 (4): 176–183. doi:10.1016/j.pt.2007.12.010. PMID 18329341. 
  8. ^ S. R. M. Jones, G. Prosperi-Porta, E. Kim, P. Callow & N. B. Hargreaves (2006). "The occurrence of Lepeophtheirus salmonis and Caligus clemensi (Copepoda: Caligidae) on threespine stickleback Gasterosteus aculeatus in coastal British Columbia". Journal of Parasitology. 92 (3): 473–480. doi:10.1645/GE-685R1.1. PMID 16883988. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  9. ^ M. Costelloe, J. Costelloe, G. O'Donohoe, N. J. Coghlan, M. Oonk & Y. van der Heijden (1998). "Planktonic distribution of sea lice larvae Lepeophtheirus salmonis, in Killary Harbour, west coast of Ireland" (PDF). Journal of the Marine Biological Association of the United Kingdom. 78 (3): 853–874. doi:10.1017/S0025315400044830. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  10. ^ R. L. Genna, W. Mordue, A. W. Pike & A. J. Mordue-Luntz (2005). "Light intensity, salinity, and host velocity influence presettlement intensity and distribution on hosts by copepodids of sea lice, Lepeophtheirus salmonis". Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences. 62 (12): 2675–2682. doi:10.1139/f05-163. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  11. ^ a b c d M. J. Costello (2006). "Ecology of sea lice parasitic on farmed and wild fish" (PDF). Trends in Parasitology. 22 (10): 475–483. doi:10.1016/j.pt.2006.08.006. PMID 16920027. 
  12. ^ Kenneth M. Brooks (2005). "The effects of water temperature, salinity, and currents on the survival and distribution of the infective copepodid stage of sea lice (Lepeophtheirus salmonis) originating on Atlantic salmon farms in the Broughton Archipelago of British Columbia, Canada". Reviews in Fisheries Science. 13 (3): 177–204. doi:10.1080/10641260500207109. 
  13. ^ a b P. A. Heuch, A. Parsons & K. Boxaspen (1995). "Diel vertical migration: a possible host finding mechanism in salmon lice (Lepeophtheirus salmonis) copepodid?". Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences. 52 (4): 681–689. doi:10.1139/f95-069. 
  14. ^ M. A. McKibben & D. W. Hay (2004). "Distributions of planktonic sea lice larvae Lepeophtheirus salmonis in the inter-tidal zone in Loch Torrindon, western Scotland in relation to salmon farm production cycles". Aquaculture Research. 35 (8): 742–750. doi:10.1111/j.1365-2109.2004.01096.x. 
  15. ^ M. J. Costello (2009). "How sea lice from salmon farms may cause wild salmonid declines in Europe and North America and be a threat to fishes elsewhere". Proceedings of the Royal Society B. 276 (1672): 3385–3394. doi:10.1098/rspb.2009.0771. PMC 2817184 alt=Dapat diakses gratis. PMID 19586950. 
  16. ^ S. C. Johnson & L. J. Albright (1991). "The developmental stages of Lepeophtheirus salmonis (Krøyer, 1837) (Copepoda: Caligidae)". Canadian Journal of Zoology. 69 (4): 929–950. doi:10.1139/z91-138. 
  17. ^ M. Anstensrud (1990). "Moulting and mating in Lepeophtheirus pectoralis (Copepoda: Caligidae)". Journal of the Marine Biological Association of the United Kingdom. 70 (2): 269–281. doi:10.1017/S0025315400035396. 
  18. ^ A. Mustafa, G. A. Conboy & J. F. Burka (2001). "Life-span and reproductive capacity of sea lice, Lepeophtheirus salmonis, under laboratory conditions". Aquaculture Association of Canada Special Publication. 4: 113–114. 
  19. ^ Kara J. Firth, Stewart C. Johnson & Neil W. Ross (2000). "Characterization of proteases in the skin mucus of Atlantic salmon (Salmo salar) infected with the salmon louse (Lepeophtheirus salmonis) and in whole-body louse homogenates". Journal of Parasitology. 86 (6): 1199–1205. doi:10.1645/0022-3395(2000)086[1199:COPITS]2.0.CO;2. JSTOR 3285000. PMID 11191891. 
  20. ^ M. D. Fast, N. W. Ross & S. C. Johnson (2005). "Prostaglandin E2 modulation of gene expression in an Atlantic salmon (Salmo salar) macrophage-like cell line (SHK-1)". Developmental & Comparative Immunology. 29 (11): 951–963. doi:10.1016/j.dci.2005.03.007. PMID 15936074. 
  21. ^ A. Nylund, B. Bjørknes & C. Wallace (1991). "Lepeophtheirus salmonis – a possible vector in the spread of diseases on salmonids". Bulletin of the European Association of Fish Pathologists. 11 (6): 213–216. 

Pranala luar

  • DFO Canada information on sea-lice [1]
  • Pacific Salmon Forum Interim Results [2]
  • Watershed Watch Salmon Society British Columbia advocacy group for wild salmon.
  • Wild Salmon in Trouble: The Link Between Farmed Salmon, Sea Lice and Wild Salmon - Watershed Watch Salmon Society. Animated short film based on peer-reviewed scientific research.
  • Aquacultural Revolution: The scientific case for changing salmon farming - Watershed Watch Salmon Society. Short video documentary by filmmakers Damien Gillis and Stan Proboszcz. Prominent scientists and First Nation representatives speak their minds about the salmon farming industry and the effect of sea lice infestations on wild salmon populations.
  • Sea Lice Diarsipkan 2010-01-03 di Wayback Machine. - Coastal Alliance for Aquaculture Reform. Overview of farmed to wild salmon interactive effects of sea lice.
  • Salmon Farming Problems Diarsipkan 2009-05-01 di Wayback Machine. - Coastal Alliance for Aquaculture Reform. Overview of environmental impacts of salmon farming.
  • Fish farms drive wild salmon populations toward extinction Biology News Net. Desember 13, 2007.
  • Ecological Genetics of Parasitic Sea Lice University of St Andrews Marine Ecology Research Group.
Pengidentifikasi takson