Kaymakam
| Pangkat militer Kekaisaran Utsmaniyah | ||
|---|---|---|
| Peringkat Utsmaniyah | Setara di Indonesia | |
| Perwira | ||
| Müşir مشیر | Marsekal | |
| Birindji ferik (Serdar) فریق أول | Jenderal | |
| Ferik فریق | Letjen | |
| Mirliva میر لوا | Mayjen | |
| Miralay میر آلای | Brigadir | |
| Kaymakam قائم مقام | Kolonel | |
| Binbaşı بڭباشی | Letkol | |
| Kolağası (Sağ Kolağası / Sol Kolağası) قول آغاسی | Mayor | |
| Yüzbaşı یوزباشی | Kapten | |
| Mülâzım-ı Evvel ملازم أول | Lettu | |
| Mülâzım-ı Sani ملازم ثانی | Letda | |
| Perwira yang tidak ditugaskan | ||
| Çavuş چاوش | Sersan | |
| Onbaşı اونباشی | Kopral | |
| Pasukan | ||
| Nefer نفر | Tamtama | |
Qaim Maqam, Qaimaqam atau Kaymakam (juga dieja kaimakam dan caimacam; Turki Utsmaniyah: ائم ام, "sub-gubernur") adalah gelar yang digunakan untuk gubernur distrik provinsi di Republik Turki, Republik Turki Siprus Utara, Irak dan di Libanon; yang mana sebelumnya digunakan sebagai gelar untuk posisi resmi yang kira-kira sama di Kekaisaran Utsmaniyah.
Di Kesultanan Utsmaniyah, gelar kaymakam (dikenal sebagai sadâret kaymakamı atau kaymakam pasha) awalnya digunakan untuk wakil resmi Wazir Agung selama Wazir Agung sakit, absen dari ibukota saat kampanye, atau dalam selang waktu antara pemberhentian seorang Wazir Agung dan kedatangan seorang pejabat baru ke ibu kota. Praktik ini dimulai pada abad ke-16, atau bahkan mungkin lebih awal, dan berlanjut hingga akhir Kekaisaran. Kaymakam memiliki kekuasaan penuh dari Wazir Agung, tetapi tidak diizinkan untuk campur tangan dalam pelaksanaan kampanye militer. Dipilih dari jajaran wazir, kaymakam memainkan peran penting dalam politik ibukota dan sering terlibat dalam intrik melawan Wazir Agung yang tidak hadir, mencoba menggantikannya. Dalam dekade terakhir Kekaisaran, jabatan kaymakam diisi oleh anggota kabinet kekaisaran, atau oleh Syekh al-Islam.[1]
Referensi
- l
- b
- s
